Pelatihan dasar Konservasi Penyu untuk Komunitas Sahabat Alam
Desa Barugaia merupakan salah satu lokasi tempat peneluran empat
spesies penyu yang terletak di sepanjang pesisir Dusun Tulang Kabupaten
Kepulauan Selayar. Sejak tahun 90-an masyarakat di Desa Barugaia aktif memburu
telur penyu dan indukan penyu untuk dikonsumsi hingga diperdagangkan. Atas dasar tersebut maka pada tanggal 10
Mei 2013, dibentuk Lembaga Konservasi Kerukunan Pemuda Pelindung Penyu atau
dikenal Kampung Penyu yang diinisiasi oleh Sileya Scuba Divers (SSD) dan
masyarakat Dusun Tulang Desa Barugaia.
Kerukunan Pemuda Pelindung Penyu memiliki tugas pokok yaitu
melestarikan spesies penyu dengan cara menyelamatkan telur penyu dari perburuan
manusia dan hewan predator untuk ditetaskan di lokasi yang aman. Selain itu,
juga menjadi pusat rehabilitasi penyu yang terdampar dan tertangkap secara
tidak sengaja (bycatch) oleh nelayan untuk dilepaskan kembali ke habitatnya.
Sejak tahun 2018 Kampung Penyu menghadapi banyak tantangan, salah satunya adalah abrasi parah yang merusak semua fasilitas wisata, penetasan telur, dan penangkaran penyu. Akibatnya kegiatan kelompok tidak berjalan karena biaya operasional kegiatan yang mengandalkan pemasukan dari wisata konservasi penyu terhenti. Genap 10 tahun berjalan, pengurus Lembaga Konservasi Kerukunan Pemuda Pelindung Penyu belum pernah sekalipun berubah sejak didirikan.
Rata-rata umur anggota sudah tidak muda lagi bahkan ada yang sudah wafat,
termasuk Pak Datu ketua Lembaga Kampung Penyu yang saat ini rutin berobat
karena masalah kesehatan. Atas dasar tersebut Pak Datu merasa perlu untuk
meregenerasi kelompok pengelola Kampung Penyu dengan membentuk Komunitas baru
yaitu Sahabat Alam yang beranggotakan pemuda Desa Barugaia.
Pada awal pembentukan, komunitas Sahabat Alam memang dipersiapkan
untuk mengelola Kampung Penyu di masa yang akan datang. Meski komunitas ini
sudah terbentuk 3 tahun yang lalu tapi belum pernah ada pembinaan yang masif
hingga saat ini. Pada tanggal 4 dan 5 Februari 2023, Lembaga Kampung
Penyu, Yayasan Mattirotasi, Esa Unggul dan Pemerintah Desa Barugaia bekerja
sama untuk mengadakan pelatihan dasar konservasi penyu bagi Komunitas Sahabat
Alam yang beranggotakan 15 orang yang masih berstatus pelajar di Desa Barugaia.
Pelatihan dasar konservasi penyu untuk komunitas Sahabat Alam berlangsung selama 2 hari yang dilaksanakan di Kantor Desa Baragaia dan pantai Kampung Penyu. Pelatihan dihadiri oleh 15 orang peserta dari Komunitas Sahabat Alam, 2 orang tim Yayasan Mattirotasi, 1 orang Penyuluh Perikanan KKP sebagai narasumber, 1 orang Lembaga Kampung penyu sebagai narasumber dan Kepala Desa Barugaia yang membuka acara.
Kegiatan pelatihan dibuka dengan sambutan dari tim
Yayasan Mattirotasi sekaligus mewakili Universitas Esa Unggul dan Puspa Hanuman
yang mendukung pelaksanaan kegiatan ini. Setelah itu sambutan Kepala Desa
Barugaia sekaligus membuka acara dan dilanjutkan materi dari narasumber
Penyuluh Perikanan KKP dan Lembaga Kampung Penyu.
Pada hari pertama dilaksanakan di kantor Desa Barugaia berupa pembekalan materi dasar konservasi yang dipandu oleh Narasumber dari Penyuluh Perikanan KKP dan Sejarah didirikannya Kampung Penyu oleh Narasumber dari ketua Lembaga Kampung Penyu. Sedangkan pada hari kedua dilaksanakan di pantai Kampung Penyu berupa pelatihan teknik menemukan sarang penyu dan tata cara pemindahan telur penyu yang dipandu langsung oleh Pak datu selaku ketua Lembaga Kampung Penyu.
Tujuan dari pelatihan ini adalah memberkuat pengetahuan dasar peserta terkait aksi konservasi penyu berbasis masyarakat terutama tujuan dan manfaat konservasi bagi masyarakat selaku bagian dari lingkungan. Peserta juga diperkenalkan subjek-subjek konservasi di bidang perikanan dan kelautan seperti ekosistem terumbu karang, mangrove, lamun dan biota-biota laut yang dilindungi yang sering dijumpai di perairan Kabupaten Kepulauan Selayar seperti hiu paus, kima, dugong, lumba-lumba, pari manta dan penyu.
Materi sejarah didirikannya kampung penyu sangatlah penting bagi peserta karena tidak lepas dari alasan dibentuknya Komunitas Sahabat Alam. Peserta diwajibkan memahami tujuan didirikannya kampung penyu dan tugas pokok kelompok pengelola kampung penyu terkait aksi konservasi penyu berbasis masyarakat. Narasumber juga memaparkan hasil kegiatan konservasi penyu di kampung penyu sejak awal didirikannya hingga saatnya ini seperti data jenis penyu, jumlah telur penyu yang berhasil ditetaskan, dan jumlah indukan penyu yang direhabilitasi di Kampung Penyu.
Selain itu peserta juga dibekali keterampilan cara menemukan sarang penyu hingga cara memindahkan telur penyu ke ditempat penetasan. Langkah-langkah tersebut penting untuk dilakukan karena jika tidak ditangani dengan tepat maka kemungkinan besar telur penyu akan gagal menetas. Kegiatan pelatihan keterampilan tersebut dilakukan di pantai Kampung Penyu yang merupakan lokasi peneluran penyu.
Pertama-tama peserta dilatih cara mengenali ciri-ciri jejak penyu
seperti membedakan jejak penyu naik ke pantai dan jejak penyu turun ke laut
untuk menemukan lokasi tepat sarang penyu. Setelah itu peserta dilatih tata
cara menggali sarang penyu dan memindahkan dan meletakkan telur ke wadah
(ember) agar tidak rusak. Langkah terakhir adalah tata cara mengubur kembali
telur penyu di tempat penetasan yang aman. Yang perlu diperhatikan ditahap ini
adalah pengenali bagian atas dan bagian
bawah telur dengan memperhatikan posisi kuning telur menggunakan bantuan cahaya
untuk meningkatkan tingkat keberhasilan penetasan telur.
Pada penghujung kegiatan pelatihan Lembaga Konservasi Penyu bersama
Penyuluh Perikanan KKP, Yayasan Mattirotasi, dan Komunitas Sahabat Alam bersepakat
untuk menjadikan kegiatan pelatihan ini
sebagai langkah awal untuk membangun Kembali Kampung Penyu sebagai tempat
kagiatan konservasi penyu. Pendampingan dan pembinaan yang berkelanjutan untuk Komunitas
Sahabat Alam sebagai bagian dari kelompok konservasi sangatlah perlu dilakukan
bersama untuk menjamin ketersediaan sumber daya manusia yang mempuni dalam
mengelola Kampung Penyu dimasa depan.
Posting Komentar untuk "Pelatihan dasar Konservasi Penyu untuk Komunitas Sahabat Alam"